Kisah terakhir dari trilogi 5 MEI 2017.
paling panjang, paling serius, paling buat aku puas nulisnya dan paling-paling lainnya.
Selamat membaca. Semoga ada hikmahnya.
**********
Kebanyakan orang pernah merasakan jatuh cinta terlebih lagi ketika ia masih remaja. Ketika emosi labil tidak stabil. Ketika perasaan suci yang bernama cinta masih dienyet-enyet sama monyet menjadi cinta monyet. Keinginan memiliki yang berdasar intuisi. Tanpa perhitungan. Tanpa pikir panjang. Tanpa keseriusan yang berarti.
Bagi seorang remaja yang jatuh cinta jarak 10 KM bagaikan 1 KM. Berat 1 ton bagaikan 1 KG. Garam bagaikan Gula. Kopi bagaikan Susu. Bagi seorang yang lagi kasamaran musibah bis amenjadi anugerah. Begitulah kondisi tidak warasnya orang yang kasamaran yang bahan mendekati orang yang memeang tidak waras.
Cinta. Sebuah kata penuh arti. Setiap orang bisa jasi mempunyai pengertiannya sendiri-sendiri. Cinta adalah barang suci jika dibatasi aturan ilahi dan menjadi barang tak berarti jika nafsu menggandoli. Banyak remaja yang baru beberapa saat terpukau akan lawan jenisnya kemudian tanpa pikir panjang mereka jadian kemudian pacaran kemudian pegang-pegangan kemudian lebih jauh dan lebih jauh akhirnya hamil duluan. Naudzubillah min dzalik.
Ada juga remaja yang lebih berani dan lebih bertanggung jawab meski dia sedikit tidak tahu kesiapan diri. Remaja yang mau nikah. Iya seorang remaja yang sudah kepingin banget menikah karena hasratnya yang begitu kuat untuk memiliki sang pujaan hati. Ia takut melanggar aturan agama sehingga ia ingin memenuhi hasratnya sesuai tat cara. Ini lebih baik dari sebelumnya namun tetap saja belum bisa dikatakan baik.
Wahai pemuda muslim yang kebelet nikah padahal belum mampu memberi nafkah..
Mau kamu kasih makan apa anak istrimu?
Cinta kah?
Kasih kah?
Sayang kah?
Ucapan manis kah?
Belaian kah?
Kecupan kah?
Apakah kamu benar sudah siap memikul amanah menjadi kepala keluarga?.
Ingat biaya hidup sekarang sudah semakin naik.
Apakah kamu mau keluargamu hidup serba kekurangan?
Coba pikir ulang.
Apakah kamu nggak kasihan melihat orang yag kamu kasihi sekarang (pujaan hatimu) melarat?.
Kasihan kan.
Apakah kamu sudah siap membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah?
Ingat keluarga yang tidak taat kepada Allah akan menjerumuskan kamu ke neraka.
Sayang waktu produktifmu kamu habiskan hanya untuk memikirkan dia, dia dan dia. Seharusnya kamu lebih mendekatkan diri kepada Dia, Dia dan Dia. Dia yang Maha Kuasa.
Sayang waktu mudamu ketika kamu masih mempunyai ide-ide kreatif dan tenaga untuk melaksanaknnya demi kemasalahatn umat kamu buang hanya untuk memikirkan sesuatu hal yang belum saatnya.
Waktu itu berharga. Tidak akan ada pengulangan atas waktu yang sudah terlewat. Jadi apakah kamu sudah menyiapkan bekal matimu?
Karena meskipun kamu sudah mendapat apaun yang kamu inginkan termasuk "dia" maka ketika mati "dia" akan meninggalkanmu di kubur dan mungkin saja menjadi milik orang lain.
Jadi sudahkah kamu siap ???
Wallahu a'lam
Posting Komentar