Chapter 1 : Terbukanya Gerbang

Shubuh ini terasa berbeda dibandingkan shubuh-shubuh sebelumnya. Seperti biasa setelah sholat shubuh berjamaah aku menuju serambi kiri masjid diliputi rasa penasaran. Hari ini adalah hari pengumuman calon ketua OSIS yang terpilih untuk periode selanjutnya dan salah satu dari ketiga calon tersebut adalah aku. Walaupun jauh-jauh hari sudah kelihatan siapa yang bakal menang, namun tetap saja hati ini belum sepenuhnya tenang dan masih saja diliputi rasa penasaran yang lumayan besar.

Aku mengisi kegiatan shubuh dengan tadarus alqur'an sebagaimana teman-teman seangkatanku yang lainnya. Sambil bertadarus otakku tetap memikirkan hasil pengumuman yang sebentar lagi akan diumuman di atas mimbar masjid seusai kegiatan shubuh. Rasa penasaran tetap saja tidak hilang dari pikiranku dan berkali-kali juga aku mencoba untuk menenangkan pikiran. Akhirnya anggota divisi IMTAQ mengakhiri kegiatan shubuh dengan membacakan asmaul husna yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi lainnya termasuk aku.

Setelah doa kafaratul majlis selesai dibacakan dua orang perwakilan PEMRADIS (Panitia Pemilihan Raya Ketua MPS dan OSIS) yakni sang ketua dan salah satu anggotanya maju ke atas mimbar. Sejenak suasana mendadak hening dan diikuti seruan WUSSS... yang membahana semakin membuat suasana khidmat.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" - Sang ketua memberi salam kepada para jemaah

"Kami berdiri di sini sebagai perwakilan dari PEMRADIS akan mengumumkan calon ketua OSIS dan MPS yang terpilih pada periode kepemimpinan 2015/2016" - jelas salah satu dari mereka

Aku merasa bahwa pengumuman kali ini adalah pengumuman yang paling lamabat selama aku hidup di bumi Pandai ini. Suara yang ada dalam benakku sekan berteriak kepada dua orang itu untuk segera mengumumkan pemenangnya jangan didramatisir biar tidak semakin membuatku penasaran.

"Calon nomor urut 3 atas nama Karis Najib dengan perolehan suara 63%" - Ucap ketua PEMRADIS dengan mantap dan diiringi dengan decak kagum seluruh jemaah sholat shubuh.

Kekaguman para jemaah sangatlah wajar mengingat Karis berhasil mendapatkan 50% lebih suara dan menang telak atas dua calon lainnya yang harus puas dengan perolehan suara 37% itupun dibagi dua. Kebetulan salah satu dari dua calon yang kalah tersebut adalah aku. Seketika rasa penasaranku terbayar sudah dan beban yang ada di bayangku telah hilang begitu saja. Kenyataan bahwa aku "tidak" jadi pimpinan OSIS membuatku semakin mantap untuk menjalankan rencana cadanagnku yakni akan mendaftar sebagai anggota divisi PPBN dan fokus dengan olimpiade Fisikaku satu tahun kedepan selama aku menajdi kelas 11 di MAN Insan Pandai ini.

Karis sebagai calon ketua OSIS terpilih diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato kemenangannya. Aku tidak terlalu memperhatikannya karen aku masih sibuk membayangkan perjalananku satu tahun kedepan. Tiba-tiba setelah Karis turun dari mimbar dia menghampiriku yang tengah duduk merenung.

"Binjai, lu mau gak gue jadiin wakil  ketua 2 bidang kemasayarakatan?" - tanya Karis dengan jelasnya.

"Hah? lu mau gue jadi wakli ketua 2? gak lah lu ris? bukannya lu kemain waktu kampanye udah ngumumin rancangan kabinet lu?" - jawabku mengkalrifikasi

"Iya beneran Jey. Gue ngerasa lebih cocok sama lu kalo kerja. Soal Bayu gue ngerasa dia lebih cocok dan lebih dibutuhkan untuk menjadi koordinator divisi seni budaya daripada menjadi wakil ketua 2 " - jelas Karis

"Gila lu... emang gue bisa apa ris?? kelas 10 aja gue nggak ketrima di OSIS dan malah jadi PRJ dan sekarang lu langsung minta gue jadi Waketos gitu? berat cuy tanggungjawabnya" - Aku bingung mau menolak atau menerima. Kalo aku menerima apakah aku bakal mampu. Kalo menolak kesempatan untuk berbuat kebaikan lebih menjadi hilang. Sayang atuh.

"Lah.. lu kan udah jadi nyalon Caketos Jey, ya gak masalah kalo lu jadi Waketos sekarang. Gue percaya kalo lu bisa kok. Liat aja acara METEOR yang lu pimpin. Sukses kan? gue ngeras lu bisa Jey... Mau ya Jey... ntar gue bantuin deh..." - bujuk Karis

"hmm... gimana ya? okelah gue mau tapi inget lho ya lu harus bantui gue" - Akhirnya aku menyetujuinya dan gerbang petualangan I-CARE 2016 terbuka lebar menyambutku yang dengan sadar namu buta mendatanginya.

Bersambung.........

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search