Hari ini sebenernya biasa-biasa aja sih gak ada yang spesial. Tapi hari ini adalah tepat 18 tahun aku hidup di dunia ini. Tak terasa Allah telah memberikanku kesempatan hidup yang sudah cukup lama. Aku sadar 18 tahun hidupku tak sepenuhnya untuk menghamba pada-Nya. Sering sekali diri ini khilaf bahkan dengan sadar melanggar larangannya. Astagfirullah.
Seperti biasa dan memang dari dulu aku tidak pernah diajarkan untuk mengadakan sebuah pesat ulang tahun karena menurut orang tuaku hal semacam itu nirfaedah dan aku menyetujuinya. Entah karena aku terbiasa atau karena aku memahami alasannya dan memutuskan untk berprinsip seperti itu aku tak tahu. Kau tahu dengan menulis aku bisa meringankan penat yang ada di otakku karena seharian aku bermesraan ria dengan kode dan segala macam jenis dan bentuknya. Okay it's enough for the introduction.
Malam ini aku dapet pesan dari Medina, salah satu saudara dalam keluarga Axiora Vandernata Eternallic. Aku menganggap pesan ini sebuah hadiah untuk ulang tahunku. Bukan karena apa-apa melainkan isinya yang sedikit-banyak memang menggambarkan diriku yang sebenarnya sudah aku kira-kira sendiri. Dengan adanya hadiah dari Medin ini aku semakin yakin akan spekulasiku beebrapa tahun terakhir ini.
Okay, mungkin aku komentari aja ya.... let's check it out....
Ah, aku jadi sadar lagi kalo kita 3 tahun plus matrikulasi di kelas yang sama. Walaupun gak sekelas waktu kelas 10 tapi tetep sekelas gabungan di Fulminata. Oh iya, kita bertiga sama Dian kan? gimana ya kabarnya Dian? aku kudet nih soal beginian. Ya semoga dia mendapat yag terbaik lah.
Hardworking tarit. hmm aku bersyukur bisa punya sedikit tentang hal ini. Tapi jujur aku merasa belum sekeras kamu med yang udah menang lomba sana-sini, punya keahlian ini-itu bahkan bisa dapet beasiswa s1-s2 dalam waktu 5 tahun. itu masih kamu lho med belum orang-orang hebat yang lain.
Pessimistic. Yah inilah yang sering aku lontarkan ketika berbincang dengan teman-teman lainnya. Aku selalu merasa nggak berdaya dibanding mereka. Sebenernya aku pesimis itu buat memacu sih jadi biar aku sadar kalo aku bakal gagal jadi bersiap menerima hal terburuk. Tapi karena kamu udah nulis gitu aku semakin yakin kalo cara memotivasiku ini kurang tepat bahkan rawan untuk menyebabkan hal sebaliknya.
Soal perasaan. hmm aku cerita sedikit deh. Aku lupa tepatnya tapi yang pasti sebelum kelas 12 aku mencoba menggunakan perasaanku untuk berinteraksi dengan orang. Akhirnya aku hilang kontrol dan malah jadi orang yang baperan. Bayangin seorang Jiul jadi baper coba? apa kata dunia?. Nah, karena itu aku memutuskan untuk mengekang perasaanku ya termasuk perasaan suka. Aku merasa perasaan ini belum waktunya sehingga harus dikekang. Tapi untuk perasaan kasihan dsb aku... Okay aku akan berusaha untuk menyeimbangkannya. Ah keinget salah satu paragarf di AAC 2. Itu mengena banget.
Agak sedikit gaje sih emang postingan ini tapi lumayanlah buatku untuk melepas penat habis berkode ria sama laptop. Oh ya kita janjian ketemu di atas ya.... entah atas puncak kesuksesan atau atas yang lainnya. See you on top Medin..... :D
Posting Komentar