Kenapa Kamu Khawatir ?

Seorang yang sama dua tahun lalu
captured by: Iqbal

Pagi ini aku ditanya orang bagaimana cara mengatasi masalahnya dia dan aku bisa ngasih "sedikit" masukan yang menurutku adalah cara ideal. Namun, malam ini aku serasa menjadi orang itu. Aku khawatir meski sudah aku redam jauh-jauh hari. Inilah bukti otentik dan dengan sadar aku tinggalkan yang menjelaskan bahwa aku juga punya rasa takut itu. Rasa takut ditolak, gagal, diejek dan sebangsanya. Di lain sisi tulisan ini juga sebagai bentuk bukti bahwa aku telah berusaha memahami kondisiku dan keluar dari diriku sendiri dan melihat dengan sudut pandang orang ketiga atas diriku sendiri.

Selain hal di atas, ini juga bukti "perlawananku" dan "pembuktianku" kalo aku bukanlah orang yang hanya bisa bicara doang. Aku tahu aku belum sempurna melakukannya sesuai apa yang aku katakan. Namun, aku berproses ke sana dan akan selalu berproses hingga ajal menjemput. Aku ingin orang-orang yang merasakan perasaan takut "ini" bisa juga melawannya. Hidup kita adalah tanggung jawab kita dan bukan tanggung jawab orang lain. Jadi jika dalam hidup kita ada kegagalan dan semacamnya maka yang bertanggung jawab itu kita dan bukan orang lain. Tidak benar tentunya kita menyalahkan orang yang memang tidak bertanggung jawab akan sesuatu hal termasuk hidup kita.

Aku tau dan aku paham dengan rasionalitas bahwa meskipun aku gagal dalam hal "ini" aku tidak rugi apa-apa. Kuliahku santai dan lancar. Tidak ada permasalahan para pihak beasiswa. Aku bisa lebih leluasa seperti semula dalam penggunaan waktuku. Justru hal-hal yang berbalik akan terjadi jika aku berhasil dalam hal ini dan tentu saja sangat menguras tenaga pikiran dan waktu. padahal time is the most limited source dan tentu saja ya kali aku membuang sumber daya yang sangat terbatas itu sia-sia. Gak mau lah.

Aku di persimpanan jalur dan mungkin kamu juga sedang dalam keadaan yang 11-12 denganku. Kita harus memilih mau ambil jalan yang mana. Dan tentu saja itu semua depend on your destination. Prinsipnya jika kamu tak punya destination yang mau kamu capai maka jalan manapun itu terserah karena tujuan yang hendak kamu capai juga terserah. Oh iya jangan lupa prinsip different things make different results yang in mah you don't say ya gak? tapi pernahkan kita bertanya dan merenung serta jujur kepada diri sendiri sudahkan kita melaksanakannya dan bukan hanya memahaminya di otak besar kita?

Satu hal yang harus aku tanamkan dalam alam bawah sadarku dan aku harap kamu juga begitu. Kita tidak akan pernah bisa mengatur apa yang dunia persepsikan terhadap kita NAMUN kita bisa menguasai, mengendalikan, memilih dan menentukan respon kita terhadap perlakuan eksternal tersebut.

Oh ayolah. Aku tidak akan mati gegara gagal dalah hal "ini" kan? Aku juga tidak menanggung malu tujuh turunan gegara gak berhasil kan? Aku tidak akan melanggar aturan-aturan-Nya karena kegagalan yang bahkan sampai sekarang sebatas di ketakutan-ketakutan gajeku. Jangan mau dikendalikan perasaan. Kendalikan pikiranmu dan rubahlah perasaanmu dengannya.

Kamu udah diingetin kan kalo jangan jadi orang pesimistis. Momennya pas tepat 18 tahun usiamu. Masa saatnya transisi ke dewasa sudah sangat dimulai. Ingat juga kita tidaka akan bisa tau jika belum pernah mencooba dan jangan kurung dirimu dengan segala kegalauan, kekhawatiran dan ketakutan yang bahkan itu semua hasil khayalan fiktif yang tidak ada datanya dan kamu gak sadar kalo kamu terlalu percaya dengan asumsi daripada fakta real yang ada. Sekarang kamu masih belum menemukan kegagalan itu kan? dan kenapa takut? apakah ada data valid yang memprediksi kegagalanmu esok? tidak ada kan? Bukankah sudah berkali-kali keajaiban terjadi dan kamu masih saja tak yakin?

Dan sekali lagi meskipun gagal kamu masih punya 1001 jalan ke "roma" yang kamu impikan. Percalayah belum tentu apa yang kamu anggap baik adalah yang terbaik bagimu zam. Dan apa yang kamu benc adalh hal kutukan buatmu ul. Dan ini termaktub dalam firman-Nya. Kalo kamu gak percaya imanmu dipertanyakan lho..... Ya mungkin sekarang lagi yankus se yankus-yankusnya tapi masa kamu udah tahu lagi berkurang gak mau segera ditambahin. Keburu mati gimana?

Lastly, Apapun yang terjadi seperti biasanya dan yang sudah lalu-lalu akan aku hadapi dan selalu ada solusi di balik apa yang terjadi. Tetap fokus dan berusaha yang diawali dengan doa maka keajaiban yang tidak pernah ada kan terjadi di pelupuk mata. Bismillah.

22.02
Kontrakan IAIC Surabaya

Peserta Tes Besok

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search