Manusia adalah sebuah makhluk yang sangat unik dan sebagaimana firman-Nya manusia memang merupakan ciptaan-Nya yang paling sempurna. ia bagaikan percampuran antara malaikat dengan binatang (menurut ar-rumi) yang berarti dalam suatu masa atau keadaan ia adalah suatu makhluk yang paling mulia bahkan melampaui derajat kemuliaan para malaikat yang selalu patuh dan tunduk kepada semu perintah-Nya namun, dalam suatu kondisi yang berlainan manusia bias juga menjadi suatu mahluk yang bahkan lebih hina dari seekor binatang yang hanya menurut nalurinya saja dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini.
Allah memang maha penutup dosa (Al-Ghoffar) yang berarti Ia adalah yang paling banyak menutupi kesalahan/aib/dosa para hambaNya. Ada sebuah kalimat yang sebaiknya kita semua cermati dan renungkan akan isi dari kalimat yang satu ini "Andaikan manusia ditampakkan semua dosanya maka ia tak lebih dari KOTORAN YANG MEMBAWA KOTORAN". Mari kita lihat kepada kenyatannya memang manusia itu hakikatnya peuh dengan kotoran. Hidung kita mengeluarkna kotoran, telinga kita egeluarkan kotoran, mata kita mengeluaran kotoran, mulut kita mengeluarkan kotoran, lubang bawah depang dan belakang mengeluarkan kotoran bahkan kulit kita juga mengeluarkan kotoran (keringat). Maka alangkah kurang ajarnya manusia jika dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun setitik zarrah. Bahkan yang telah disebutkan di atas hanyalah kotoran-kotoran yang kasat mata, jika kotoran-kotoran yang bersifat batin juga ditampakkan maka mau jadi apalh manusia di depan hadapan manusia lain apalagi di hadapan sang pencipta seluruh alam? maka sudah sepatutnya kita banyak bersyukur jika selama ini kita masih dianggap orang baik oleh orang-orang di sekitar kita karena Ia telah memberikan kita karunia yang berupa "satir/hijab/penutup" yang BAIK kepada kita sehingga kita "masih" dianggap orang baik oleh lingkungan sekitar kita.
Karena Allah Maha Pengasih lagi Maha penyayang kepada hamba-Nya yang beriman, Ia memberikan sebuah alat pendeteksi dosa pada setiap diri manusia berupa "Perasaan bersalah" setiap kali manusia melakukan dosa baik yang disengaja maupun tidak. Berdasarkan sebuah hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang isinya kurang lebih bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa anak cucu adam dengan syarat ia bertobat dengan tobat nasuha (sungguh-sungguh) tidak peduli meskipun dosa yang ia bawa ke hadapan-Nya sebesar bumi dan seisinya, maka Allah pasti akan engampuni dosa-dosa anak cucu Adam asalakan ia melakukan tobat yang sngguh-sungguh. Setiap kali kita berdosa pasti akan merasakan sensasi bersalah yang ada dalam hati, ketika kita mendengarkan "suara hati" tersebut dan meutuskan untuk bertobat dengan sungguh-sungguh maka Allah pasti akan mengampuninya dengan catatan ketika kita tobat kita tidak hanya bertobat tetapi juga melakukan amalan-amalan baik untuk menghapus dosa-dosa kita yang lampau.
Sebagai manusia yang "TAHU DIRI" maka sudah seharusnya kita tidak pernah sedkitpun mempunyai rasa sombang dan ketika rasa sombong itu dating mampir di hati kita kita harus segra memusnahkannya dan membuangnya jauh-jauh sehingga kita bisa menjadi hamba-Nya yang selalu taat dan patuh kepada setiap perintahnya dan mengahntarkan kita kepada derajat yang lebih mulia dari malaikant. Wallahu a'lam
Posting Komentar