Kasih Sayang Orang Tua yang Nyata


-"Orang tua" - sebuah frasa kalimat yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita bahkan asal-usul kita ada. Merekalah syarat sebabnya kita ada dan melalui merekalah Tuhan semesta alam menganugerahkan nikmat kehidupan kepada kita serta menjadikan kita sebagai khalifatu fil ardhi-Nya. 

Banyak sekali kita dengar tentang besarnya kasih sayang orang tua kepada kita sebagai anak-anak mereka baik kita adalah anak kandung maupun anak tiri. banyak kita dengar tentang konsep birrul walidain bahwa seharusnya dan sepantasnya kita berbakti kepada orang tua kita sebagai upaya kita untuk membalas jasa mereka yang telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan perjuangan yang tidak mudah.

Hari ini saya melihat kesekian kalinya perilaku orang tua yang sangat menunjukkan kasih sayangnya kepada anaknya. berikut cerita yang insayaallah semakin menyadarkan kita akan kasih sayang orang tua yang begitu besar kepada anaknya walaupun anaknya tidak memeberikan kasih sayang yang sebesar yang ia berikan secara terang-terangan sebagaimana ia lakukan.

Sebut saja Fulan, ia adalah teman saya di madarasah aliyah yang berasrama. Hari ini adalah hari minggu yang merupakan waktu untuk izin reguler bagi siswa laki-laki dan sebagaimana siswa-siswa yang lain Fulan pergi bersama teman-temannya untuk jalan-jalan ke mall dan ke tempat-tempat lain untuk me-refresh pikiran mereka setelah seminggu penuh dengan aktifitas belajar mengajar di sekolah mengingas Sekolah kami merupakan sekolah unggulan yang setiap harinya pebuh dengan tugas-tugas yang sangat banyak serta ulangan-ulangan harian yang bobot soalnya selalu setingkat dengan soal perguruan tinggi terlebih khusus untuk pelajaran MAFIKIBI. Hari ini saya kebetulan sedang meminjam kartu simnya karena ingin menghubungi beberapa orang tua siswa mengenai persiapan bakar sate idhul adha yang insyallah akan dilaksanakan esok hari.

Ketika saya menunggu jawaban SMS dari orang tua siswa yang saya hubungi, saya melihat sebuah SMS masuk -yang saya kira dari orang tua siswa yang saya hubungi- kemudian membuka dan membaca teks SMS itu dan saya menemukan teks yang berasal dari orang tua teman saya itu yang isinya kurang lebih sebagai berikut.

" Fulan, mama datang ke sana mungkin siang hari. tunggu di sana ya..."

Melihat SMS itu aku langsung mencari temanku untuk memeberitahunya bahwa orang tuanya akan datang pada siang hari. Namun ketika saya menuju kamarnya di lantai dua ternyata ia telah keluar kampus untuk izin reguler bersama teman-temannya yang lain. Dalam benakku aku kasihan dengan orang tuanya karena ketika ereka datang ternyata anak yang akan dikunjunginya malah tidak ada di tempat.

Aku jadi teringat ketika dulu sewaktu SMP ketika masa-masa awal masih di pesantren di kota Malang kunjungan merupakan momen yang aku tunggu-tunggu (maklum masih belum terbiasa). Pada suatu saat ketika giliran kunjungan, satu hari sebelumnya aku sudah menelpon orang tua untuk bertanya apakah esok hari akan dating atau tidak dan mereka menjawab akan datang. Tapi, keesokan harinya hingga siang hari orang tuaku tidak dating padahal perjalanan antara Surabya-Malang hanya memakan waktu dua jam saja. Karena menunggu terlalu lama kahirnya aku emutuskan untuk menelpon dan bertanya kenapa kok mereka belum datang. Ternyata kata umiku mobil yang mereka pakaitiba-tiba mogok dan pada waktu itusdang diperbaiki di bengkel sehingga umiku meminta maaf karena tidak jadi menjengukku, entah mengapa aku sangat sedih mendengarnya dan walaupun berusaha menyembunyikan isakanku yang mulai mengalir aku menjawab bahwa tidak masalah walupun mereka tidak jadi datang.

Pada sore harinya aku emutuskan untuk melakukan latihan di belakang asrama dengan guru dan teman-temanku ketika tiba-tiba terdengar panggilan dari speaker kantor depan bahwa orang tuaku menunggu di sana. Tanpa menunggu panggilan ulang aku langsung berpamitan dengan guru dan teman-teman lantas bergegas menuju kantor depan dan tanpa aku duga mereka datang. Walaupun hari telah sore dan waktu kunjungan akan segera habis aku tetap bahagia bertemu dengan mereka sekaligus haru dengan besarnya kasih sayang mereka kepadaku bahkan bela-belain ke Malang hanya untuk bertemu denganku walau beberapa jam saja dikarenakan waktu kunjungan yang sebentar lagi habis.

Memang setiap orang tua adalah yang terbaik bagi anak-anaknya tidak terkecuali diriku juga. Namun, hingga usiaku yang sekarang telah hampir meginjak usia dewasa aku merasa masih belum bias membanggakan mereka terutama dalam bidang spiritual karena sesungguhnya yang mereka inginkan adalah anak yang sholeh dan dapat membawa mereka menuju surge-Nya. Aku akan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dan terus memperbaiki diri. Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang yang bias membawa keluarga kita masuk surge-Nya. Amin

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search