Bulan Agustus sebentar lagi akan berakhir dan akan digantikan oleh bulan September. Dalam sebulan terakhir, aku mendapat banyak hal selama di Rumah Kepemimpinan. Pada permulaan Agustus aku baru saja kembali di Surabaya setelah dua minggu mengikuti serangkaian National Leadership Camp 2018 dilanjutkan jalan-jalan dan kunjungan dulur ke rumah salah satu teman kami yang berada di Depok.
Pada saat jalan-jalan kami melakukannya selama dua hari. Hari pertama berkunjung ke kota tua, Monumen Nasional dan Masjid Istiqlal selama seharian penuh. Hari pertama aku tidak ikut berkeliling karena ada beberapa urusan di sekolah menengah atasku untuk sosialisasi Roadshow IAIC 2018 kepada adik-adik kelas. Setelah dari SMA aku ada pertemuan dengan teman-teman SMA untuk melanjutkan pembahasan Roadshow IAIC 2018.

Kami berencana untuk mengunjungi Kebun binatang Ragunan dan Taman Impian Jaya Ancol. Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang sekitar tiga jam perjalanan ditambah berganti bis Transjakarta 3-4 kali akhirnya kami sampai di Ragunan sekitar pukul satu siang. Namun tak disangka, sesampainya di sana kami disuguhi dengan kondisi sepi dan gerbang yang tertutup rapat dengan tulisan yang berbunyi “Senin. Hari Libur Satwa. Setiap Hari Senin Taman Margasatwa Ragunan Ditutup untuk Umum” kami hanya bisa pasrah dan menertawakan keadaan kami sendiri.
Setelah menyantap bekal makan siang dan es campur “Ragunan” kami langsung bergerak menuju Ancol melalui jalur yang baru saja kami lalui dan akhirnya sampai di Ancol sekitar pukul lima sore. Setelah salat asar di musholla, kami langsung menuju pantai untuk menikmati Sunset sambil berfoto ria. Kami di Ancol hingga sekitar delapan malam lalu kembali tempat menginap.

Sekembalinya di Surabaya, kami mulai melaksanakan kegiatan pembinaan secara rutin mulai dari harian, mingguan dan bulanan seperti WBS (Waktu Berkah Subuh), Apel setiap hari yang mana normalnya sekali seminggu, gugur gunung asrama tiap Sabtu dan sebagainya, meskipun masih belum seratus persen terlaksana dengan baik karena masih ada penyesuaian jadwal.
Di samping program-program rutin juga terdapat program-program insidental seperti pelatihan “Menuju Puncak Manfaat” yang dibawakan oleh bang Adji. Pelatihan ini bertujuan agar kami lebih memahami dan bisa membuat perencanaan hidup dengan baik sekaligus memberikan manfaat tidak hanya untuk diri kami sendiri melainkan untuk orang lain juga.
Program insidental lainnya adalah sesi Sharing Alumni yang dilakukan sebanyak beberapa kali dalam bulan ini. Program ini juga sebagai sarana berbagi pengalaman para alumni yang telah lebih dahulu melalui pembinaan di Rumah Kepemimpinan dan melalang buana di berbagai sektor. Paling awal dibawakan oleh Mas Ilham Azmy yang bercerita tentang pengalaman beliau saat berkuliah di Indonesia dan China. Poin yang sangat terngiang adalah “Untuk bersaing di lingkup global, seseorang harus memiliki tiga bekal yakni bahasa, kompetensi dan jaringan.”

Sharing alumni kedua dibawakan oleh Mas Faiz Awardee LPDP Swedia yang pertengahan Agustus kemarin baru saja berangkat menuju Swedia. Pada sesi ini Mas Faiz bercerita tentang perjuangan mencari beasiswa. Beliau sudah gagal sebanyak 12 kali dan pada percobaan ke-13 akhirnya mendapatkan beasiswa LPDP ke Swedia untuk melanjutkan studi S2. Ungkapan yang sangat berkesan bagi saya adalah “there’s no bad weather, just bad clothes” ungkapan ini sangat sesuai dengan bab pertama dari buku 7 habits of highly effective people yakni menjadi proaktif.
Sharing Alumni ketiga diisi oleh bang Fulan (sebut saja begitu) alumni dari Rumah Kepemimpinan regional Jakarta. Ketika bang Fulan membagikan kisahnya aku banyak sekali tersadar dan tergugah untuk segera memperbaiki diri dan menjadi lebih produktif lagi. Bang Fulan sangat menginspirasi terutama saat percakapan dalam perjalanan mengantarkan beliau kembali ke hotel.
Aku bertanya “bang saya bingung ini nanti S2 mau ambil bidang apa. Maunya sih coba bidang bisnis atau psikologi begitu. Tapi aku kayanya tetap prefer lanjut mendalami bidang ilmu komputer sih.”
bang Fulan dengan santainya dan meyakinkan menjawab “sudah coba saja yang sekarang kamu lagi inginkan. Kalo hal itu bukan yang terbaik buatmu, Allah pasti sudah mempunyai cara-Nya sendiri untuk membuat kamu berputar ke bidang yang terbaik buat kamu”
Lalu, Sharing alumni terakhir oleh bang Habibi alumni RK angkatan 8 dari regional Medan tentang pengalaman fundraising yang sukses besar di regional Medan. Beliau bercerita usaha-usaha apa yang dilakukan oleh teman-teman USU (Universitas Sumatera Utara) untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk Rumah Kepemimpinan regional Medan.

Setelah serangkaian Sharing alumni, kami mendapatkan sesi Diskusi Paska Kampus bersama bang Ahadiyat (Rektor STT Nurul Fikri). Aku mendapatkan banyak wawasan baru dan semakin memahami bahwa dunia ini tidak sesederhana hitam dan putih melainkan penuh warna yang sangat memerlukan kebijaksanaan untuk mengarungi derasnya aliran kehidupan agar bisa menjadi sebaik-baiknya manusia yakni yang paling bermanfaat untuk kebaikan sesama manusia.
Selain mengikuti banyak sekali rangkaian agenda Rumah Kepemimpinan, pada bulan Agustus ini juga aku dipercayai beberapa tanggung jawab seperti menjadi operator dan pada Pelatihan Spiritual dan Kebangsaan, Humas dan penanggung jawab laman SALAM 2018, Pembicara pada Masa Ta’aruf Siswa Madrasah dan Latihan Dasar Kepemimpinan di MAN Insan Cendekia Pasuruan, Menjadi pengajar tim Olimpiade komputer MAN Insan Cendekia Pasuruan, Staf Magang PSDM Himpunan Jurusan, Menteri agama di asrama dan diakhiri dengan diterimanya di Badan Pelayanan Umat Lembaga Dakwah Kampus.
Alhamdulillah aku masih bisa diberi kesempatan untuk mengemban beberapa amanah tersebut. Semester dua ini memang berbeda dengan semester satu kemarin. Pada semester ini aku berencana untuk mengeksplorasi dunia organisasi dengan semaksimal mungkin. Semoga keputusan ini dapat meningkatkan kualitas diri dan menjadi lebih produktif daripada hanya sekedar sibuk dengan berbagai agenda. Bismillah.
Posting Komentar