Bismillah.
Alhamdulillah. Alhamdulillah 'Ala kulli ni'matihi.
Semoga tulisan ini benar-benar bisa menjadi pengingatku di kala lupa sekaligus terlena pada dunia yang fana.
Akhir-akhir ini banyak sekali berita kepulangan. Ya, kepulangan untuk selama-lamanya. Berpulang kepada asal jasad ini terbuat yakni tanah. Subhanallah. Kematian memang sanagt dekat. Namun, sangat jarang kita merasa kedekatannya.
Aku masih ingat betapa mengejutkannya berita kepulangan pak Suhali, salah satu pegawai terbaik di IC. Jujur, aku punya kesan dan pengalaman istimewa dengan beliau. Beliau memang periang. Siapapun akan beliau sapa. Siapapun akan beliau tolong. Sungguh baik sekali. Kerjanya cepat, tepat, dan tanggap. sangat membantu kami para siswa-siswi yang nggak mampu dalam hal pertukangan. Bukan hanya itu, beliau juga bersedia jika aku titipin barang-barang bazar. Ah ingin rasanya menuliskan pengalaman hidup dengan pak Suhali di artikel lainnya.
Pak Suhali dikabarkan tidak sadarkan diri di rumahnya pada pukul 6 pagi. Lalu pukul 12 beliau dicabut nyawanya oleh malaikat maut. Beritanya sangat mengagetkan bahkan aku sulit percaya meski harus percaya. Bayangkan, baru beberapa bulan yang lalu ketika aku belum diwisuda kami masih bertemu. Aku bahkan masih ada satu-dua urusan bazar dengan beliau. Bahkan, hari jumat sehari sebelum hari maut datang, beliau masih sehat bugar masuk ke sekolah untuk bekerja seperti biasa.
Jujur, aku sedih, bahkan aku merasa perlu meneteskanair mata agar lebih tenang. Masyaallah, takdir Allah memang tak disangka-sangka. Dalam perspektifku, aku tak sanggup jika hal ini terjadi pada diriku meskipun aku sudah menyandang status mahasiswa. Lalu bagaimana dengan anak pak suhali yang masih kecil? Wallahu a'lam.
Aku pernah sekali bertamu ke rumah pak suhali karena saat itu ada acara santunan janda di masjid dekat rumah beliau. Aku dijemput pak suhali di depan perpus ketika giliran drama fikihku selesai. Aku dan Abdillah (koordinator divisi sosial masyarakat pada waktu itu) diajak pak suhali untuk menyalurkan sebagian dana sosmas untuk disedekahkan oleh janda-janda di sekitar sana. Ah maaf aku ngelantur, bukan hal ini yang ingin aku tuliskan kali ini.
Tak berselang lama setelah kami berduka tentang kepergian pak suhali, ada kabar duka lainnya yakn dari alumni yang meninggal ketika ia melahirkan bayinya. Masyallah... skenario-Mu memang sangat luar biasa dan benar-benar tidak dapat dijangkau oleh akal manusia yang sangat terbatas ini. Kembali kami berduka dan mendoakan agar khusnul khatimah.
Oh iya, setelah kabar kepulangan pak Suhali aku seakan takut. Aku takut mati. Iya aku takut mati. aku takut jika aku mati dan amalku tak cukup untuk menghapus dosa-dosaku. Aku takut tidak dapat ridho-Mu ya Allah. Astagfirullah aku takut mati. Padahal para perindu surga adalah yang mencari mati di jalan-Nya. Sungguh lemah diri ini.
Agak berselang sedikit waktu ada berita sedih lagi, yakni Sarah Salsabila angkatan 21 adik kelas kami menderita sakit Leukimia di Bandung padahal sebelumnya ia masih sehat bugar bahakan mengikuti ilomba di Bandung. Kembali lagi aku jujur ketika mendengar Sarah menderita Leukimia muncul kemungkinan terburuk dalam pikiranku. Apakah leukimia bisa disembuhkan? setahuku sulit bahkan mungkin tidak bisa. Namun, kita harus optimi bukan? jadi, yang aku bisa berikan hanya seuntai doa yang belum tentu diterima.
Dan siang ini sekitar pukul 1 siang, Sarah berpulang ke asal jasadnya terbuat. Kembali karena telah habis masa hidupnya di dunia ini. Sungguh luar biasa ya Allah skenario-Mu. Aku tak habis pikir aku bahkan tak kuat untuk berpikir. Aku sadar akalku sangat terbatas. Apa hikmah dari ini smeua ya Allah? aku tak tahu pasti namun yang aku rasakan adalah kematian memang sangat dekat dan akan selalu lebih dekat pada setiap tarika nafas kita.
Lastly, mereka bertiga merupakan orang-orang yang baik. Buktinya teman-teman yang lain berbelasungkawa seraya mengenang kisah-kisah manis bersama ketiga almarhum-almarhumah tersebut. Mereka mengennag kebaikan-kebaikan ketiganya dan bersaksi bahwa mereka bertiga merupakan orang yang shalih-shalihah serta mendoakan mereka. Pertanyaannya, jika aku nanti mati apakah aku dikenang sebagai orang yang baik atau bahkan sebaliknya? Naudzubillah
Dari seorang lelaki yang belum cukup dewasa menghadapi realita dan masih terikat oleh hawa nafsu dunia.
Posting Komentar