Di tengah perjalanan, tiba-tiba ban sepeda motor kami bocor dan kami terpaksa tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju rumah Azfar. Azfar menghubungi kakaknya, Rafi, untuk menjemputku dan mengantarkanku ke rumahnya sedang dia mencari tempat untuk menambal ban yang bocor. Sambil menunggu kakaknya datang, kami berdua berjalan menyusuri jalanan yang lengang di pagi hari. Di tengah perjalanan alhamdulillah kami menemukan masjid. Beberapa saat setelah melaksanakan sholat dhuha kak Rafi datang dengan motor Honda Verzanya kemudian memboncengku menuju rumah Azfar.
Belum sampai rumah, kak Rafi berbalik arah kembali menuju ke tempat dimana aku tadi dijemput dan tidak menemykan Azfar di sepanjang jalan yang kami lewati. Setelah menghubungi dan berkeliling akhirnya Azfar ketemu juga di sebuah tambalan ban yang lokasinya menjorok sehingga sulit ditemukan jika dilihat dari jalan utama. Lalu, Azfar dan Kak Rafi bertukaran motor. Aku dan Azfar melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.
Sesampai di rumahnya aku bertemu dengan ibunya yang sedang menjaga toko obat yang ada di halaman rumahnya. Selain toko obat, ibu Azfar juga mempunyai PERTAMINI dan Gerobak martabak-terang bulan. Ayahnya sedang kerja di Malaysia. Dia adalah anak ragil (terakhir) dari tiga bersaudara. Kakak pertaanya seorang perempuan yang sudah menikah sedangkan kakak keuanya sedang mengambil kuliah jurusan Geofisika di Unversitas Brawijaya.
Ibu Azfar orangnya supel, asik, ramah, baik, sabar, cekatan, humoris, dan dermawan. Beliau ternyata tinggal sendiri di rumah karena ketiga anaknya pada keluar menuju tempat masing-masing. Azfar diharapkan mau masuk ke kedokteran UB agar selain bisa sering pulang ke rumah (daripada ITB :D), beliau juga ingin mempunyai anak yang berprofesi jadi dokter. Oleh karena itu Azfar memilih kedokteran UB menjadi pilhan ketiganya di SBMPTN 2017 nanti. Semoga ia mendapat yang terbaik lah :D.
Tiket kereta kami menuju ke Solo adalah pukul 12.50 dan sampai disana sekitar pukul 18.00. Meskipun kami telah mengetahui bahwa tiket kami jan 12.50, pada pukul 12.27 kami baru saja melaksanakan sholat dhuhu-ashar berjamaah jamak qashar. Alhasil dalam perjalan menuju stasiun kami berkejar-kejaran dengan waktu. Azfar denga semaksimanya memau Honda Verza kakaknya dengan kecepatan rata-rata 70 km/s untuk mempersingkat waktu.
Namun, takdir Allaha berkendak lain, kami tepat sampai di stasiun pukul 12.49. Setelah berlari-lari sambil membawa tas carrier depan belakang kami samapi di pintu keberangkatan pukul 12.50. Di pintu tersebut kami dicegat oleh satpam stasiun dan dilarang masuk dengan alasan kereta sudah berjalan. Padahal, kami sendiri dengan sejelas-jelasnya melihat bahawa keretanya belum jalan masih membunyikan belnya. Adaikan saja kami diizinkan untuk masuk insyaallah masih keburu. Dengan perasaan yang tidak jelas kami kembali keluar stasiun dan menunggu ibu dan kakak Azfar datang menjemput kami.
Pada saat kami menunggu, ada tukang ojek yang menawarkan untuk mengantar sampai stasiun kediri untuk mengejar kereta tersebut namun dengan bayaran yang mahal sekali yaki 250 ribu untuk setiap motor yang kami naiki. Kami dengan sangat keberatan memita untuk diturunkan lagi harganya. Namun, tukang ojek itu berargumen bahwa Blitar-Kediri itu lumayan jauh dan jika nanti keretanya tidak terkejar uang yang diberikan tersebut akan dikembalikan seratus persen. Mengingat tiket kereta kami hanya 86 ribu kami memutuskan untuk menolak tawaran tukang ojek tersebut dan memilih naik bis Rosalia indah eksekutif seharga 95 ribu.
Sesampainya di Solo kami dijemput oleh fitrah dan bapaknya di pool bis rosalia indah. Kami sampai di rumah fitra sekitar pukul 01.30 tadi pagi. Pelajaran yang dapat dipetik adalah janga meremahkan waktu dan selalu persiapkan untuk ahal-hal yang tak terduga karena tidak ada rahasia kesuksesan karena kesuksesan itu sendiri adalah hasil dari persiapan, kerja keras, dan belajar dari kesalahan. Wallahu a'lam bi shawwab.
Sesampainya di Solo kami dijemput oleh fitrah dan bapaknya di pool bis rosalia indah. Kami sampai di rumah fitra sekitar pukul 01.30 tadi pagi. Pelajaran yang dapat dipetik adalah janga meremahkan waktu dan selalu persiapkan untuk ahal-hal yang tak terduga karena tidak ada rahasia kesuksesan karena kesuksesan itu sendiri adalah hasil dari persiapan, kerja keras, dan belajar dari kesalahan. Wallahu a'lam bi shawwab.
Posting Komentar