Sebuah Jawaban


Tanggal 2 Maret 2020 adalah satu hari di antara minggu paling menegangkan bagiku. Pagi itu aku sedang berada ribuan kaki di atas laut dalam perjalanan dari Singapura ke Indonesia setelah setengah bulan sebelumnya berkelana di negara Sakura. Di tengah kegalauan super itu aku menulis beberapa sajak.


Sudah cukup galaunya zam
Jawaban sudah ada
Apalagi yang kamu penasaran?
Sabar, masih 5 tahun lagi
Itu waktu yang cukup panjang
Sekarang saatnya kerja keras
Memantaskan diri
Tanpa takut mendatangi
Tanpa khawatir diterima atau ditolak
Fokus dengan apa yang ada di depan kamu
Kerjakan sungguh-sungguh 


Saat itu segala emosi berkecamuk, sesuatu yang sangat tidak diinginkan seakan pelan-pelan pasti akan datang. Namun, sekuat tenaga diri ini menepisnya dengan segala optimisme yang dipunya.  Entah apa yang aku pikir pada saat itu tapi yang jelas aku berharap ada keajaiban yang datang. Seperti pada fase-fase kehidupanku lainnya yang entah bagaimana carana keajaiban itu datang dan sesuai dengan apa yang sangat aku rencanakan.


Seminggu kemudian sesauatu yang pelan-pelan pasti itu pun datang. Menghantam bagaikan palu godam. Remuk. Sesak. Gelap. Linglung. Itu lah akibat dari ketidak siapanku. Menaruh segalanya di satu keranjang. Dan terlalu berharap pada manusia. Kurang empathy dan segala macam kekurangan yang belum berhasil aku handle dengan baik.


Setahun lebih dari tanggal itu, aku masih mengingatnya. Tapi perlahan aku mulai lupa bagaimana rasanya. Ingatan tidak akan pernah kita hilangkan. Tapi bagaimana kita menyikapinya bisa kita latih perlahan. Di sini lah aku sekarang. Berdiri dengan kokoh dengan berbagai rencana, roadmap, cita-cita, ambisi dan tekad bersiap menyongsong lembaran-lembaran petualangan kehidupan.


Hidupku masih belum berhenti.  Begitu juga dengan perjalanan petualanganku. Banyak keajaiban-kejaiban yang mungkin masih menunggu gilirannya untuk muncul dalan salah satu sesi di fase kehidupanku. Aku bersyukur bisa sampai titik ini. Aku butuh kerja kerasa yang lebih lagi. Kerja yang lebi strategis lagi dan mengambangkan setiap potensi yang dimiliki. Every pro starts as beginner.


Pagi ini juga kedua temanku akan mengingat janji suci mereka, sehidup semati hingga ajal memisahkan. Mengisi kehidupan bersama mereka dengan penuh kebagahiaan, keberkahan dan kepatuhan pada yang Maha Kuasa. Mereka sudah jauh-jauh hari memantaskan diri untuk hari ini dan mereka layak untuk melakukannya pagi ini.


Suatu saat nanti pasti aku akan sampai pada apa yang saat ini mereka capai. Aku ingin pada saat itu tiba kerja kerasku sudah cukup untuk memantaskan diri sampai pada titik aku sudah tidak ada takut ataupun khawatir sedikitpun akan apapun, siapapun untuk mendatangi. Tidak khawatir apakah berhasil atau tidak. Karena segala upaya sudah dikerahkan dan aku bisa tawakkal sepenuhnya dan percaya aku pasti akan mendapat yang terbaik bagiku siapapun itu, dimanapun itu terjadi dan kapanpun waktunya.


Sekarang, saat ini, aku hanya perlu fokus ke hal-hal yang sedang ada di depan mataku dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Memaksimalkan segala privilege yang daidapatkan dari kerja keras sebelumnya. Mencoba semua kesempatan yang datang dengan sebaik-baiknya.


See ya good people~

 

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search