Okay let's talk about our desire a little bit. pertanyaan apa yang kamu inginkan pastinya pernah atau bahkan selalu terlintas dalam pikiranmu entah saat kamu melamun atau bahkan saat kamu sedang dalam sebuah dituasi yang sangat rumit dan kacau. begitu halnya denganku saat ini, by the way aku sekarang dalam perjalanan menuju rumahku di Surabaya buat ngurus KTP yang mau aku pakai untuk daftar IELTS yang official berhubung aku masih belum punya passport.
Tentu kita tahu bahwa apa yang kita lakukan seperti mengandai-andai akan memiliki sesuatau atau ingin mendapat sesuatu apapun itu adalah sebuah kewajaran bagi kita sebagai manusia yang nota bene merupakan makhluk ciptaan-Nya yang diciptakan dengan sebuah karunia yang tidak dimiliki oleh seorang malaikat yaitu nafsu. Iya sebuah nafsu yang membuat manusia mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang sebagian besar adalah menurut keinginan manusia itu sendiri.
Ambil contoh saja keadaanku sekarang ini yang merupakan seorang remaja tahun terakhir sebuah madarasah terbaik di negri ini yang sedang dalam perjalanan menuju rumah yang jaraknya ratusan kilometer dari tempat ia sekolah hanya demi untuk mengurus sebuag kartu identitas yang akan ia pergunakan hanya untuk mendaftar sebuah test Bahasa inggris yang bahkan ia sendiri masih kesulitan mengerjakannya, mengeluarkan biaya yag cukup besar, dan berharap bias ia gunakan untuk syarat pendaftaran sebuah universitas di Jepang.
Aku ingin sekolah di Jepang. itulah kalimat yang selalu aku genggam dalam melakukan berbagai usahaku untuk mewujudkan keinginanku untuk sekolah di negri orang. Banyak orang yang ketika mendengar aku mengatakan kalimat itu mereka memanjatkan doa untuk kesuksesanku dalam mewujudkan cita-citaku itu namun tak sedikit juga yang bertanya-tanya kenapa aku memilih untuk s1 di luar negri tidak di dalam negri dulu saja kemudian ketika s2 baru melanjtkan studi ke luar negri. Bahkan dalam peta hidup yang aku buat ketika tahun kedua kemarin ayahku berkata kalau rencana-rencan yang aku buat sebagian besar bahkan hamper keseluruhan merupakan cita-cita yang sangat berbau keduniawian dan ketika aku mendengar perkataan ayahku aku merasa bagaiakan disindir habis-habisan tapi aku juga sadar kalau perkataan ayahku memang benar dan merupakan prioritasku sebagai muslim untuk lebih menyiapkan akhiratku daripada duniawiku mengigat aku nggak tahu kapan akan dipanggil ke hadapan-Nya.
Setelah lumayan lama berfikir atau lebih tepatnya merenung aku memutuskan untuk meraih keduanya yaitu untuk meraih duniawi dan akhiratku dengan tempo yang bersamaan aku ingin menggunkana usahaku untuk kuliah di Jepang ini sebisa mungkin juga diniai ibadah. Aku belajar habis-habisan setiap malam selain untuk menyiapkan testku kelak aku juga meniatkannya untuk mensyukuri nikamt-Nya yang selalu Ia beri padaku secara cuma-cuma padahal hakikatnya nikmat itu sangatlah mahal dan tidak dapat dibeli oleh siapapun. Nikmay itu adalah Waktu luang yang dua tahun kemaren sebagian besar hanya aku gunakan untuk mengobrol, tidur, setrika, main laptop, ngerjain tugas, dll. yang intinya hanya itu-itu saja dan tidak membuatku mengeluarkan seluruh potensiku dalam mengerjakannya.
Jadi, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan impianku ini dan akan membuatnya juga sebagai ladah pahala untukku agar kelak jika sewaktu-waktu aku dipanggil-Nya setidaknya aku mempunyai teman berupa amala yang senantiasa menemaniku di alam kubur kelak. Amin
Posting Komentar